THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 26 November 2008

Pentingnya menuntut Ilmu menurut Islam

DARI hari ke hari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, kita seolah diperbudak oleh perkembangan zaman. Tapi tidaklah selalu demikian, hal ini tergantung kepada sikap dan mental kita untuk lebih menghadapi dan memahami dampak-dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan mesti menempatkannya untuk hal kebaikan dunia dan akhirat.

Di sinilah bukti bahwa Allah SWT, pemilik segala ilmu, menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang-orang berakal dan beriman untuk lebih giat menuntut ilmu agar manusia mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya, sehingga ia menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia.

Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini.Namun kebanyakan dari manusia, mereka lebih mengutamakan harta benda dibanding ilmu yang sebenarnya harta benda itu sendiri dapat habis dengan sekejap jika ia tak memiki ilmu untuk tetap memeliharanya sebagai titipan Allah SWT, bahkan dapat menjadi malapetaka bagi pemiliknya.

Sebaliknya dengan ilmu, ia akan bertambah terus yang tidak pernah habis-habisnya sebagai kunci untuk memperoleh apa yang dicita-citakan dalam hal duniawi ataupun ukhrawi yang harus direalisasikan dengan usaha dan mengamalkannya.
Menyikapi hal seperti ini, Rasulullah saw. bersabda, "Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu. Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan harta benda." (H.R. Ad-Dailami). Ini berarti, dengan ilmu segala sesuatu dapat tercapai, selama ia istiqamah dan ada dalam jalan Allah SWT. Maka dengan ke-istiqamahan dan ber-amar ma'ruf nahi munkar baik dalam menuntut ilmu ataupun mengamalkannya, secara otomatis ia akan mampu menjalankan hidup dengan baik guna tercapainya apa yang dimaksud.

Dalam sebuah hadis Nabi menyatakan, "Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu."

Oleh karena itu diwajibkan bagi kaum Muslim untuk menuntut ilmu baik ilmu agama yang hukumnya fardhu 'ain, ataupun ilmu-ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum dengan hukum fardhu kifayah. Ilmu adalah suatu yang sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah bagi manusia yang menjadi perantara untuk menjadi insan bertakwa.
Di sinilah Islam sangat menganjurkan sekali untuk mencari ilmu di mana pun ilmu itu berada, sebagai kunci untuk membuka segala sesuatu. Kita mesti sadar bahwa jika seseorang, golongan, atau pun bangsa ingin menjadi manusia yang berkualitas maka mereka harus mengerti apa hakikat dan kedudukan dari ilmu pengetahuan itu sendiri yang akan memebentuk dan mengarahkan jiwa dan akal pikiran. Ilmu adalah sebagai penerang yang mampu mengubah jalan keburukan, kebodohan yang melahirkan kebijaksanaan dalam berbagai masalah-masalah kehidupan selama ada dalam koridor-koridor agama.
Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda, "Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala para nabi." (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).

Sedangkan dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a., "Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah Ta'ala yang akan dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat.

Secara sederhana kita harus berpikir, bahwa setiap manusia diberikan jatah umur yang tidak diberi tahu sedikit pun berapa lama kita bertahan hidup di dunia. Ini berarti kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Alangkah baiknya kita mendahulberbagai ilmu, baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Mereka adalah generasi penerus bangsa kita, apalah daya nasib bangsa ini apabila anak-anak kita tidak mengenyam pendidikan.ukan menuntut ilmu-ilmu keagamaan sebagai dasar untuk membina jiwa kita, bentengi dari sifat-sifat tercela.

Banyak orang yang menjadi pinter keblinger siapa pun dan jabatan apa pun dia, dikarenakan dasar religi kurang mengakar di hatinya yang menjadikan jauh dari Allah sehingga segala tindakan, aturan, ucapan, tingkah laku dll. yang seharusnya dilaksanakan dengan baik tapi malah sebaliknya.

MENUNTUT ilmu tidaklah mengenal masa anak-anak ataupun masa tua, semakin kita bertambah dewasa bisa jadi akan lebih bijaksana dalam menangkap ilmu pengetahuan yang diterima hal ini karena diimbangi oleh pengalaman dan situasi kondisi yang sedang dihadapi.

Perlu diketahui pula bahwa ajaran Islam yang luhur ini memberikan jalan atau toleransi kepada kaum Muslim dalam perihal menuntut dan mengamalkan ilmu, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, "Jadilah kamu seorang pengajar, atau pelajar, atau mendengarkan (ilmu), atau mencintai (ilmu), dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, kamu pasti menjadi orang yang celaka." H.R. Imam Baihaki. Maksud dari orang kelima di sini adalah janganlah menjadi orang yang bodoh, yang akan celaka di dunia dan akhirat kelak, sehingga dapat terjerumuskan kepada hal-hal keburukan.




Sumber : www.google.com

Senin, 17 November 2008

PENTINGNYA ETIKA DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN dan

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu dari 7 unsur kebudayan universal yang dihasilkan manusia yakni sistem mata pencaharian,sistem kepercayaan,bahasa,sistem kemasyarakatan,kesenian,sistem ilmu pengetahuan,dan sistem peralatan hidup.Dalam penerapannya,ilmu pengetahuan secara otomatis menghasilkan apa yang disebut teknologi .Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, maka kita pun mengenal istilah IPTEK(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).Ilmu pengetahuan bersifat teoretis dan tidak berbentuk sedangkan teknologi bersifat praktis dan berbentuk.Pada hakikatnya,ilmu pengetahuan dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia di bumi.Teknologi diciptakan untuk meringankan dan membebaskan manusia dari kesulitan-kesulitan hidupnya yang sarat dengan keterbatasan.Apa yang tadinya dikerjakan oleh tangan manusia telah digantikan oleh mesin sehingga lebih efektif dan efisien.

Sebagai sebuah entitas pada dasarnya ilmu pengetahuan bersifat independen(bebas dari nilai),tetapi disisi lain sebagai instrumen(alat dan proses) keberadaannya koheren,tergantung,dan diarahkan.Siapa yang mengarahkan?jawabannya tidak lain adalah manusia sendiri sebagai subyek ilmu pengetahuan itu sendiri.Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi,tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat kontrol bagi pengembangan iptek agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.Dalam hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia,martabat manusia,menjaga keseimbangan ekosistem,bertanggung jawan kepada kepentingan umum,kepentingan generasi mendatang,dan bersifat universal.Adanya tanggung jawab etis tidak dimksudkan untuk menghambat kemajuan ilmu pengetahuan,tetapi dengan adanya tanggung jawab etis diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan teknologi yang nantinya akan mengangkat kodrat dan martabat manusia .

Saat ini,perkembangan teknologi komunikasi sudah banyak sekali menghasilkan alat yang ditujukan untuk memperlancar komunikasi dan memperpendek jarak yang tadinya menjadi penghalang bagi sampainya informasi kepada komunikan.Adanya televisi,komputer,handphone,serta teknologi 3G dan 4G yang mengusung Super Highway Communication dengan electronic mail telah memungkinkan manusia untuk mendapatkan dan mengakses informasi dengan cepat dalam waktu yang sangat singkat.Meminjam istilah yang digunakan oleh Yasraf Pillian(2004),dunia ini telah dilipat ,jarak beribu-ribu kilometer tidak lagi menjadi penghalang bagi sampainya informasi kepada orang lain meskipun berbeda negara.Dengan teknologi satelit,berita tentang terjadinya tsunami di Aceh telah sampai ke telinga berjuta-juta manusia di dunia dalam waktu yang sangat singkat tanpa perlu menunggu satu dua hari.

Namun dalam penerapannya,ilmu pengetahuan selalu mempunyai bias negatif dan destruktif.Sekarang ini manusia justru terjebak ke dalam budaya konsumerisme sebagai akibat dari ketergantungan manusia akan teknologi.Contohyang paling nyata adalah kehadiran handphone dalam masyarakat.Sebagai teknologi baru,handphone telah merambah ke berbagai kalangan mulai dari kalangan ekonomi atas,menengah,sampai kalangan ekonomi bawah.Handphone bukanlah barang mewah lagi seperti dulu ,saat ini seorang tukang becak,pedagang asongan,supir angkot dan keneknya tidak jarang yang telah memiliki benda kecil ini.Handphone telah menjadi semacam gaya hidup bagi para pemiliknya.Kepemilikan atas barang-barang yang bersifat material telah menjadi salah satu tolak ukur bagi masyarakat yang ingin dikatakan modern.Mereka yang tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman akan rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli handphone dan segala aksesorisnya meskipun banyak hal lain di luar handphone yang lebih penting untuk dibeli.Orang berlomba-lomba untuk memiliki hanphone dengan fitur-fitur terbaru yang telah muncul di pasaran.Semakin banyaklah dari mereka berganti-ganti model handphone karena gengsinya.Di kalangan mahasiswa kita saja dapat dihitung berapa orang yang masih setia dengan hp monophonicnya, tidak berwarna apalagi berkamera.Tidak berkamera dan tidak berwarna tidak apa-apa yang penting pholiponic.

Sebenarnya kecanggihan teknologi alat komunikasi sekarang ini sangat membantu manusia dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari apalagi bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu karena harus berhadapan dengan setumpuk pekerjaan yang harus segera diselesaikan.Dengan dilengkapi fitur email dan internet orang tidak perlu lagi pergi ke warnet untuk mengirim dan mengakses data yang dibutuhkan.Fasilitas kamera dan video yang ada telah memungkinkan kita untuk dapat membuat film meskipun tidak lama.Namun seperti yang telah saya katakan diatas,ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya selalu menimbulkan bias negatif dan destruktif.Maka tidak mengherankan kalau handphone pun sebagai produk teknologi telah disalahgunakan oleh sebagian orang.Masih segar dalam ingatan kita kasus slkandal PNS Klaten dan kasusYahya Zaini dan pedangdut Maria Eva tentang rekaman video porno mereka berdua yang telah tersebar luas di kalangan publik

Kecanggihan teknologi seharusnya digunakan sesuai dengan kebutuhan karena kalau tidak justru akan mencelakakan kita sendiri bahkan orang lain.Tidak sedikit kita temui kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan seorang pengendara mobil yang karena asyik berbicara dengan lawan bicaranya melalui handphone ketika menyetir.Meskipun saat ini sudah banyak handphone yang telah dilengkapi dengan alat handsfree agar tangan kita tidak perlu lagi memegangnya saat menyetir,hal ini tetap saja berbahaya.Melakukan komunikasi-dalam hal ini adalah berbicara melalui handphone-juga membutuhkan konsentrasi yang tidak sedikit dan hal ini akan mengurangi konsentrasi kita saat menyetir.

Dari kedua contoh tadi disinilah kita lihat betapa pentingnya peran etika untuk ikut mengontrol perkembangan iptek dan penerapannya dalam kehidupan agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat sehingga tidak merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain.




Sumber : www.google.com